AJARAN SOSIAL
GEREJA DAN TEOLOGI
Oleh: Anselmus D.
Atasoge
Ajaran Sosial Gereja_ASG masuk dalam ranah
teologi, khususnya teologi moral. Dia bukanlah sistem ideologis atau pragmatis
yang bermaksud untuk menentukan dan menciptakan relasi-relasi ekonomi, politik dan
sosial, melainkan sebuah kategori
yang mandiri. Pada dasarnya, ASG merupakan perumusan dengan cermat hasil-hasil
refleksi yang saksama tentang kenyataan-kenyataan
hidup manusiawi yang serba rumit, dalam masyarakat maupun dalam tatanan
internasional, dalam terang iman dan
tradisi gereja.
Ajaran itu bermaksud menafsirkan kenyataan-kenyataan itu, dengan menetapkan keselarasan
atau perbedaannya dengan haluan ajaran
Injil tentang manusia dan panggilannya. Tujuannya adalah menuntun
perilaku Kristen. Oleh karena itu, ASG bercorak teologi, khususnya teologi
moral, sebab “ajaran sosial gereja merupakan pedoman-pedoman untuk bertindak.
Ajaran itu menempatkan diri pada titik temu
antara kehidupan serta hati nurani
Kristen di satu pihak dan kenyataan-kenyataan
kontkret dunia di lain pihak. ASG
terejawantah dalam usaha-usaha yang dijalankan oleh kaum beriman secara
perorangan, keluarga-keluarga, mereka yang berkecimpung dalam bidang kebudayaan
dan dalam hidup kemasyarakatan, para tokoh politik dan pemimpin negara, untuk
mewujud-nyatakan serta menerapkan ajaran itu dalam sejarah kehidupan
manusia.
ASG ini mencerminkan tiga tarat pengajaran
teologi moral, yakni:
- Taraf
Fondasional (pendasaran)
motivasi
- Taraf
Direktif (pengarahan)
kaidah untuk kehidupan di tengah masyarakat
- Taraf Deliberatif (keputusan) hati nurani
ASG
memperoleh fondasinya yang
hakiki di dalam pewahyuan alkitabiah
serta tradisi gereja. ASG menimba ilham, terang dari fondasi itu untuk memahami, menilai dan membimbing pengalaman
manusia dan sejarah dari dua sumber ini.