GAGASAN-GAGASAN
POKOK DOKUMEN-DOKUMEN AJARAN SOSIAL GEREJA
(Dirangkum oleh
Seksi Komsos PSJ)
RERUM NOVARUM (KONDISI
KERJA) Ensiklik Paus Leo XIII
|
||
Tahun
|
:
|
1891-
|
Dokumen Ajaran Sosial Gereja
|
:
|
RN (Rerum Novarum)
merupakan Ensiklik pertama ajaran sosial Gereja. Menaruh fokus keprihatinan
pada kondisi kerja pada waktu itu, dan tentu saja juga nasib para buruhnya.
Tampilnya masyarakat terindustrialisasi mengubah pola lama hidup bersama,
pertanian. Tetapi, para buruh mendapat perlakuan buruk. Mereka diperas. Jatuh
dalam kemiskinan struktural yang luar biasa. Dan tidak mendapat keadilan
dalam upah dan perlakuan. Ensiklik RN merupakan ensiklik pertama yang menaruh
perhatian pada masalah-masalah sosial secara sistematis dan dalam jalan
pikiran yang berangkat dari prinsip keadilan universal. Dalam RN hak-hak
buruh dibahas dan dibela. Pokok-pokok pemikiran RN menampilkan tanggapan
Gereja atas isu-isu keadilan dan pembelaan atas martabat manusia (kaum
buruh).
|
Tema-Tema Pokok
|
:
|
Promosi martabat
manusia lewat keadilan upah pekerja; hak-hak buruh; hak milik pribadi
(melawan gagasan Marxis-komunis); konsep keadilan dalam konteks pengertian
hukum kodrat; persaudaraan antara yang kaya dan miskin untuk melawan
kemiskinan (melawan gagasan dialektis Marxis); kesejahteraan umum; hak-hak
negara untuk campur tangan (melawan gagasan komunisme); soal pemogokan; hak
membentuk serikat kerja; dan tugas Gereja dalam membangun keadilan sosial.
|
Konteks Zaman
|
:
|
Revolusi industri; kemiskinan
yang hebat pada kaum pekerja/buruh; tiadanya perlindungan pekerja oleh
otoritas publik dan pemilik modal; jurang kaya miskin yang luar biasa.
|
|
|
|
QUADRAGESIMO ANNO (SESUDAH
40 THN) Ensiklik Paus Pius XI
|
||
Tahun
|
:
|
1931–
|
Dokumen Ajaran Sosial Gereja
|
:
|
QA (Quadragesimo
Anno) memiliki judul maksud “Rekonstruksi Tatanan Sosial.” Nama Ensiklik ini
(40 tahun) dimaksudkan untuk memperingati Ensiklik Rerum Novarum. Tetapi pada
zaman ini memang ada kebutuhan sangat hebat untuk menata kehidupan sosial
bangsa manusia. Diperkenalkan dan ditekankan terminologi yang sangat penting
dalam Ajaran Sosial Gereja, yaitu “subsidiaritas” (maksudnya, apa yang bisa
dikerjakan oleh tingkat bawah, otoritas di atasnya tidak perlu ikut campur).
Dalam banyak hal QA masih melanjutkan RN mengenai soal-soal “dialog”-nya
dengan perkembangan masyarakat. Menolak solusi komunisme yang menghilangkan
hak-hak pribadi. Tetapi juga sekaligus mengkritik persaingan kapitalisme
sebagai yang akan menghancurkan dirinya sendiri
|
Tema-Tema Pokok
|
:
|
QA bermaksud
menggugat kebijakan-kebijakan ekonomi zaman itu; membeberkan akar-akar
kekacau-annya sekaligus menawarkan solusi pembenahan tata sosial hidup
bersama, sambil mengenang Ensklik RN; soal hak-hak pribadi dan kepemilikan
bersama; soal modal dan kerja; prinsip-prinsip bagi hasil yang adil; upah
adil; prinsip-prinsip pemulihan ekonomi dan tatanan sosial; pembahasan
sosialisme dan tentu saja kapitalisme; langkah-langkah Gereja dalam mengatasi
kemiskinan struktural.
|
Konteks Zaman
|
:
|
Depresi ekonomi
sangat hebat terjadi tahun 1929 menggoyang dunia. Di Eropa bermunculan
diktator, kebalikannya demokrasi merosot di mana-mana.
|
|
|
|
MATER ET
MAGISTRA (KRISTIANITAS DAN KEMAJUAN SOSIAL)
Ensiklik Yohanes XXIII |
||
Tahun
|
:
|
1961–
|
Dokumen Ajaran Sosial Gereja
|
:
|
Masalah-masalah
sosial yang diprihatini oleh Ensiklik ini khas pada zaman ini. Soal jurang
kaya miskin tidak hanya disimak dari sekedar urusan pengusaha dan pekerja,
atau pemilik modal dan kaum buruh, melainkan sudah menyentuh masalah
internasional. Untuk pertama kalinya isu “internasional” dalam hal keadilan
menjadi tema ajaran sosial Gereja. Ada jurang sangat hebat antara
negara-negara kaya dan negara-negara miskin. Kemiskinan di Asia, Afrika, dan
Latin Amerika adalah produk dari sistem tata dunia yang tidak adil. Di lain
pihak, persoalan menjadi makin rumit menyusul perlombaan senjata nuklir,
persaingan eksplorasi ruang angkasa, bangkitnya ideologi-ideologi. Dalam
Ensiklik ini diajukan pula “jalan pikiran” Ajaran Sosial Gereja: see, judge,
and act. Gereja Katolik didesak untuk berpartisipasi secara aktif dalam
memajukan tata dunia yang adil.
|
Tema-Tema Pokok
|
:
|
Ensiklik ini masih
berkaitan dengan peringatan RN, maka pada bagian awal Mater et Magistra
diingat sekali lagi semangat RN dan QA. Disadari isu-isu baru dalam
perkembangan terakhir di bidang sosial, politik dan ekonomi; peranan negara
dalam kemajuan ekonomi; partisipasi kaum buruh; soal kaum petani; bagaimana
ekonomi ditata seimbang; kerjasama antarnegara; bantuan internasional; soal
pertambahan penduduk; kerjasama internasional; ajaran sosial Gereja dan
kepentingannya.
|
Konteks Zaman
|
:
|
Kemiskinan luar
biasa di negara-negara selatan; maraknya problem sosial dalam skala luas
dunia;
|
|
|
|
PACEM IN TERRIS (DAMAI DI
BUMI) Ensiklik Paus Yohanes XXIII
|
||
Tahun
|
:
|
1963–
|
Dokumen Ajaran Sosial Gereja
|
:
|
Pacem in Terris
menggagas perdamaian, yang menjadi isu sentral pada dekade enam puluhan.
Bilamana terjadi perdamaian? Bila ada rincian tatanan yang adil dengan
mengedepankan hak-hak manusiawi dan keluhuran martabatnya. Yang dimaksudkan
dengan tatanan hidup ialah tatanan relasi (1) antarmasyarakat, (2) antara
masyarakat dan negara, (3) antarnegara, (4) antara masyarakat dan
negara-negara dalam level komunitas dunia. Ensiklik menyerukan dihentikannya
perang dan perlombaan senjata serta pentingnya memperkokoh hubungan
internasional lewat lembaga yang sudah dibentuk: PBB. Ensiklik ini memiliki
muatan ajaran yang ditujukan tidak hanya bagi kalangan Gereja Katolik tetapi
seluruh bangsa manusia pada umumnya.
|
Tema-Tema Pokok
|
:
|
Tata dunia, tata
negara, relasi antarwarga masyarakat dan negara, struktur negara (bagaimana
diatur), hak-hak warganegara; hubungan internasional antarbangsa; seruan agar
dihentikannya perlombaan senjata; soal “Cold War” (perang dingin) oleh
produksi senjata nuklir; komitmen Gereja terhadap perdamaian dunia. Penekanan
pondasi uraian pada gagasan hukum kodrat.
|
Konteks Zaman
|
:
|
Perang dingin
antara Barat dan Blok Timur, pendirian Tembok Berlin yang memisahkan antara
Jerman Barat dan Timur simbol pemisahan bangsa manusia (Agustus 1961), soal
krisis Misile Cuba (1962)
|
|
|
|
GAUDIUM ET SPES (GEREJA DI
DUNIA MODERN)
Dokumen Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II |
||
Tahun
|
:
|
1965-
|
Dokumen Ajaran Sosial Gereja
|
:
|
Konsili Vatikan II
merupakan tonggak pembaharuan hidup Gereja Katolik secara menyeluruh. GS
(Gaudium et Spes) menaruh keprihatinan secara luas pada tema hubungan Gereja
dan Dunia modern. Ada kesadaran kokoh dalam Gereja untuk berubah seiring
dengan perubahan kehidupan manusia modern. Soal-soal yang disentuh oleh GS
dengan demikian berkisar tentang kemajuan manusia di dunia modern. Di lain
pihak tetap diangkat ke permukaan soal jurang yang tetap lebar antara si kaya
dan si miskin. Relasi antara Gereja dan sejarah perkembangan manusia di dunia
modern dibahas dalam suatu cara yang lebih gamblang, menyentuh nilai
perkawinan, keluarga, dan tata hidup masyarakat pada umumnya. Judul dokumen
ini mengatakan suatu “perubahan eksternal” dari kebijakan hidup Gereja:
Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan manusia-manusia zaman ini,
terutama kaum miskin dan yang menderita, adalah kegembiraan dan harapan, duka
dan kecemasan para murid Kristus juga. Kardinal Joseph Suenens (dari Belgia)
berkata bahwa pembaharuan Konsili Vatikan II tidak hanya mencakup bidang
liturgis saja, melainkan juga hidup Gereja di dunia modern secara kurang
lebih menyeluruh. GS membuka cakrawala baru dengan mengajukan perlunya
“membaca tanda-tanda zaman” (signs of the times).
|
Tema-Tema Pokok
|
:
|
Penjelasan tentang
perubahan-perubahan dalam tata hidup masyarakat zaman ini; martabat pribadi
manusia; ateisme sistematis dan ateisme praktis; aktivitas hidup manusia;
hubungan timbal balik antara Gereja dan dunia; beberapa masalah mendesak,
seperti perkawinan, keluarga; cinta kasih suami isteri; kesuburan perkawinan;
kebudayaan dan iman; pendidikan kristiani; kehidupan sosial ekonomi dan
perkembangan terakhirnya; harta benda diperuntukkan bagi semua orang;
perdamaian dan persekutuan bangsa-bangsa; pencegahan perang; kerjasama
internasional.
|
Konteks Zaman
|
:
|
Perang dingin masih tetap
berlangsung. Di lain pihak, negara-negara baru “bermunculan” (beroleh
kemerdekaan)
|
|
|
|
POPULORUM
PROGRESSIO (KEMAJUAN BANGSA-BANGSA)
Ensiklik Paus Paulus VI |
||
Tahun
|
:
|
1967-
|
Dokumen Ajaran Sosial Gereja
|
:
|
Perkembangan
bangsa-bangsa merupakan tema pokok perhatian dari Ensiklik Ajaran Sosial.
Gereja memandang bahwa kemajuan bangsa manusia tidak hanya dalam kaitannya
dengan perkara-perkara ekonomi atau teknologi, tetapi juga budaya (kultur).
Kemajuan bangsa manusia masih tetap dan bahkan memiliki imbas pemiskinan pada
sebagian besar bangsa-bangsa. Isu marginalisasi kaum miskin mendapat tekanan
dalam dokumen ini. Revolusi di berbagai tempat di belahan dunia kerap kali
tidak membawa bangsa manusia kepada kondisi yang lebih baik, malah kebalikannya,
kepada situasi yang sangat runyam. Kekayaan dari sebagian negara-negara maju
harus dibagi untuk memajukan negara-negara yang miskin. Soal-soal yang
berkaitan dengan perdagangan (pasar) yang adil juga mendapat sorotan yang
tajam. Ensiklik ini menaruh perhatian secara khusus pada perkembangan
masyarakat dunia, teristimewa negara-negara yang sedang berkembang. Diajukan
pula refleksi teologis perkembangan / kemajuan yang membebaskan dari
ketidakadilan dan pemiskinan.
|
Tema-Tema Pokok
|
:
|
Perkembangan bangsa
manusia zaman ini; kesulitan-kesulitan yang dihadapi; kerjasama
antarbangsa-bangsa; dukungan organisasi internasional, seperti badan-badan
dunia yang mengurus bantuan keuangan dan pangan; kemajuan diperlukan bagi
perdamaian.
|
Konteks Zaman
|
:
|
Tahun enampuluhan
memang tahun perkembangan bangsa-bangsa; banyak negara baru bermunculan di
Afrika; tetapi juga sekaligus perang ideologis dan antarkepentingan kelompok
manusia luar biasa ramainya; pada saat yang sama terjadi ancaman proses
marginalisasi (pemiskinan); terjadi perang di Vietnam yang sangat brutal; di
Indonesia sendiri terjadi perang ideologis (Marxis-komunis dan militer).
|
|
|
|
OCTOGESIMA
ADVENIENS (PANGGILAN UNTUK BERTINDAK)
Surat Apostolik Paus Paulus VI |
||
Tahun
|
:
|
1971-
|
Dokumen Ajaran Sosial Gereja
|
:
|
Arti “Octogesima”
adalah yang ke-80; maksudnya: surat apostolik ini dimaksudkan untuk manandai
usia Rerum Novarum yang ke-80 tahun. Paulus VI menyerukan kepada segenap
anggota Gereja dan bangsa manusia untuk bertindak memerangi kemiskinan.
Soal-soal yang berkaitan dengan urbanisasi dipandang menjadi salah satu sebab
lahirnya “kemiskinan baru”, seperti orang tua, cacat, kelompok masyarakat
yang tinggal di pinggiran kota, dst. Diajukan ke permukaan pula
masalah-masalah diskriminasi warna kulit, asal usul, budaya, sex, agama.
Gereja mendorong umatnya untuk bertindak ambil bagian secara aktif dalam
masalah-masalah politik dan mendesak untuk memperjuangkan nilai-nilai /
semangat injili. Memperjuangkan keadilan sosial.
|
Tema-Tema Pokok
|
:
|
Soal kepastian dan
ketidakpastian fenomen kemajuan bangsa manusia zaman ini berkaitan dengan
keadilan; urbanisasi dan konsekuensi-konsekuensinya; soal diskriminasi;
hak-hak manusiawi; kehidupan politik, ideologi; menyimak sekali lagi daya
tarik sosialisme; soal kapitalisme; panggilan kristiani untuk bertindak
memberi kesaksian hidup dan partisipasi aktif dalam hidup politik.
|
Konteks Zaman
|
:
|
Dunia mengalami
resesi ekonomi dengan korban mereka yang miskin; di Amerika aksi Martin
Luther King untuk perjuangan hak-hak asasi marak dan menjadi perhatian dunia;
protes melawan perang Vietnam.
|
|
|
|
CONVENIENTES EX
UNIVERSO (BERHIMPUN DARI SELURUH DUNIA)atau lebih tepat dikenal:
JUSTICIA IN MUNDO (JUSTICE IN THE WORLD) Sinode para Uskup di dunia
|
||
Tahun
|
:
|
1971-
|
Dokumen Ajaran Sosial Gereja
|
:
|
Dunia sedang
berhadapan dengan problem keadilan. Untuk pertama kalinya (boleh disebut
demikian) sinode para uskup menaruh perhatian pada soal-soal yang berkaitan
dengan keadilan. Para uskup berhimpun dan bersidang serta menelorkan
keprihatinan tentang keadilan dalam tata dunia. Misi Gereja tanpa ada suatu
upaya konkret dan tegas mengenai tindakan perjuangan keadilan, tidaklah
integral. Misi Kristus dalam mewartakan datangnya Kerajaan Allah mencakup
pula datangnya keadilan. Dokumen ini banyak diinspirasikan oleh seruan
keadilan dari Gereja-Gereja di Afrika, Asia, dan Latin Amerika. Secara khusus
pengaruh pembahasan tema “Liberation” oleh para uskup Amerika Latin di
Medellin (Kolumbia). Keadilan merupakan dimensi konstitutif pewartaan Injil.
|
Tema-Tema Pokok
|
:
|
Misi Gereja dan
keadilan merupakan dua elemen yang tidak bisa dipisahkan; soal-soal yang
berhubungan dengan keadilan dan perdamaian: hak asasi manusia; keadilan dalam
Gereja; keadilan dan liturgi; kehadiran Gereja di tengah kaum miskin. Terminologi
kunci yang dibicarakan adalah “oppression” dan “liberation”.
|
Konteks Zaman
|
:
|
Konteks peristiwa dunia masih
berada pada dokumen di atasnya. Dunia sangat haus akan keadilan dan
perdamaian. Pengaruh dari Pertemuan Medellin (di Kolumbia) tahun 1968 sangat
besar.
|
|
|
|
EVANGELII
NUNTIANDI (EVANGELISASI DI DUNIA MODERN)
Anjuran apostolik Paus Paulus VI |
||
Tahun
|
:
|
1975-
|
Dokumen Ajaran Sosial Gereja
|
:
|
Arah dasarnya: agar
Gereja dalam pewartaannya dapat menyentuh manusia pada abad ke duapuluh. Ada
tiga pertanyaan dasar: (1) Sabda Tuhan itu berdaya, menyentuh hati manusia,
tetapi mengapa Gereja dewasa ini menjumpai hidup manusia yang tidak disentuh
oleh Sabda Tuhan (melalui pewartaan Gereja)? (2) Dalam arti apakah kekuatan
evangelisasi sungguh-sungguh mampu mengubah manusia abad ke-20 ini? (3)
Metode-metode apakah yang harus diterapkan agar kekuatan Sabda sungguh
menemukan efeknya?
Tuhan Yesus mewartakan keselamatan sekaligus pewartaan pembebasan. Gereja melanjutkannya. Hal baru dalam dokumen ini ialah bahwa pewartaan Kabar Gembira sekaligus harus membebaskan pula. |
Tema-Tema Pokok
|
:
|
EN (Evangelii
Nuntiandi) mengajukan tema-tema problem kultural sekularisme ateistis,
indi-ference, konsumerisme, diskriminasi, pengedepanan kenikmatan dalam gaya
hidup, nafsu untuk mendominasi.
|
Konteks Zaman
|
:
|
EN dimaksudkan
untuk memperingati Konsili Vatikan ke-10.
|
|
|
|
REDEMPTOR HOMINIS (SANG
PENEBUS MANUSIA)
Ensiklik Yohanes Paulus II (Ensiklik-nya yang pertama) |
||
Tahun
|
:
|
1979-
|
Dokumen Ajaran Sosial Gereja
|
:
|
Sebenarnya Ensiklik
ini tidak dikategorikan sebagai Ensiklik Ajaran Sosial Gereja. Tetapi,
lukisan tentang penebusan umat manusia oleh Yesus Kristus sebagai penebusan
yang menyeluruh memungkinkan beberapa gagasan ensiklik ini bersinggungan
dengan tema-tema keadilan sosial. Gagasan dasarnya: manusia ditebus oleh
Kristus dalam situasi hidupnya secara konkret. Yaitu, dalam hidup situasi di
dunia modern. Disinggung mengenai konsekuensi kemajuan dan segala macam
akibat yang ditimbulkan. Hak-hak asasi manusia dengan sendirinya juga
didiskusikan. Misi Gereja dan tujuan hidup manusia.
|
Tema-Tema Pokok
|
:
|
Misteri penebusan
manusia di zaman modern; kemajuan dan akibat-akibatnya; misi Gereja untuk
menjawab persoalan zaman ini.
|
Konteks Zaman
|
:
|
Merupakan Ensiklik
pertama dari kepausan Bapa Suci Yohanes Paulus II.
|
|
|
|
LABOREM EXCERCENS (KERJA
MANUSIA)
Ensiklik Paus Yohanes Paulus II |
||
Tahun
|
:
|
1979-
|
Dokumen Ajaran Sosial Gereja
|
:
|
“Kerja” merupakan
tema sentral hidup manusia. Hanya dengan kerja, harkat dan martabat manusia
menemukan pencetusan keluhurannya. Manusia berhak bekerja untuk kelangsungan
hidupnya, untuk membuat agar hidup keluarga bahagia dan berkecukupan.
Ensiklik ini mengkritik tajam komunisme dan kapitalisme sekaligus sebagai
yang memperlakukan manusia sebagai alat produktivitas. Manusia cuma sebagai
instrumen penghasil kemajuan dan perkembangan. Manusia berhak kerja,
sekaligus berhak upah yang adil dan wajar, sekaligus berhak untuk makin hidup
secara lebih manusiawi dengan kerjanya.
|
Tema-Tema Pokok
|
:
|
Sebagian besar
isinya ialah tentang keadilan kerja, yang sudah dikatakan dalam Rerum
Novarum; memang Ensiklik ini dimaksudkan untuk memperingati 90 tahun Rerum
Novarum.
Kerja dan manusia; semua orang berhak atas kerja, termasuk di dalamnya yang cacat; perlunya jaminan keselamatan / kesehatan dalam kerja; manusia berhak atas pencarian kerja yang lebih baik di mana pun, juga di negeri orang. |
Konteks Zaman
|
:
|
Dalam periode zaman
ini dirasakan sangat besar jumlah pengangguran. Para pekerja migrant (tenaga
asing) sangat mudah diperas dan mendapat perlakuan tidak adil.
|
|
|
|
SOLLICITUDO REI
SOCIALIS (KEPRIHATINAN SOSIAL)
Ensiklik Paus Yohanes Paulus II |
||
Tahun
|
:
|
1987-
|
Dokumen Ajaran Sosial Gereja
|
:
|
Ensiklik ini
merupakan ulang tahun ke-20 dari Ensiklik Populorum Progressio. Jurang antara
wilayah / negara-negara Selatan (miskin) dan Utara (kaya) luar biasa
besarnya. Perkembangan dan kemajuan sering kali sekaligus pemiskinan pada
wilayah lain. Persoalannya semakin rumit manakala dirasakan semakin hebatnya
pertentangan ideologis antara Barat dan Timur, antara kapitalisme dan
komunisme. Persaingan ini semakin memblokir kerjasama dan solidaritas kepada
yang miskin. Negara-negara Barat semakin membabi buta dalam eksplorasi
kemajuan. Sementara negara-negara miskin semakin terpuruk oleh kemiskinannya.
Konsumerisme dan “dosa struktural” makin mendominasi hidup manusia.
|
Tema-Tema Pokok
|
:
|
Ensiklik ini
mengajukan makna baru tentang pengertian “the structures of sin”; pemandangan
secara teliti sumbangsih Ensiklik yang diperingati, Populorum Progressio;
digambarkan pula panorama zaman ini dengan segala kemajuannya; tinjauan
teologis masalah-masalah modern;
|
Konteks Zaman
|
:
|
Perang berkecamuk
seputar ideologi pada zaman ini; Soviet menginvasi Afganistan dan setahun
kemudian menarik diri dari Afganistan; dan berbagai ketegangan yang
dimunculkan oleh persaingan ideologis yang hebat.
|
|
|
|
CENTESIMUS ANNUS (TAHUN KE
SERATUS)
Ensiklik Yohanes Paulus II |
||
Tahun
|
:
|
1991-
|
Dokumen Ajaran Sosial Gereja
|
:
|
Menandai ulang
tahun Rerum Novarum yang ke-100. Dokumen ini memiliki jalan pikiran yang
kurang lebih sama, paradigma yang ditampilkan dalam Rerum Novarum untuk
menyimak dunia saat ini. Perkembangan baru berupa jatuhnya komunisme dan
sosialisme marxisme di wilayah Timur (Eropa Timur) menandai suatu periode
baru yang harus disimak secara lebih teliti. Jatuhnya sosialisme marxisme
tidak berarti kapitalisme dan liberalisme menemukan pembenarannya. Kesalahan
fundamental dari sosialisme ialah tiadanya dasar yang lebih manusiawi atas
perkembangan. Martabat dan tanggung jawab pribadi manusia seakan-akan
disepelekan. Di lain pihak, kapitalisme bukanlah pilihan yang tepat pula.
Perkembangan yang mengedepankan eksplorasi kebebasan akan memicu
ketidakadilan yang sangat besar. Centesimus Annus mengurus pula soal-soal
lingkungan hidup yang menjadi permasalahan menyolok pada zaman ini.
|
Tema-Tema Pokok
|
:
|
Skema jalan pikiran
Ensiklik ini serupa dengan dokumen-dokumen sebelumnya: pertama-tama
dibicarakan dulu mengenai Rerum Novarum yang diperingati; berikutnya dengan
menyimak pola Rerum Novarum, Ensiklik Centesimus Annus membahas “hal-hal baru
zaman sekarang”; diajukan pula catatan “tahun 1989” (adalah tahun jatuhnya
tembok Berlin); prinsip harta benda dunia diperuntukkan bagi semua orang;
negara dan kebudayaan; manusia ialah jalan bagi Gereja; soal lingkungan hidup
|
Konteks Zaman
|
:
|
Jatuhnya komunisme
di Eropa Timur yang ditandai dengan runtuhnya tembok Berlin; Nelson Mandela –
sang figur penentang diskriminasi – bebas dari penjara (1990). Memang ada
sekian “hal-hal baru” yang pantas disimak
|
|
|
|
The Participation of Catholics in Political life - Dokumen yang
dikeluarkan oleh Kongregasi Suci untuk Ajaran Iman
|
||
Tahun
|
:
|
2002-
|
Dokumen Ajaran Sosial Gereja
|
:
|
Dokumen ini
merupakan garis bawah pentingnya partisipasi umat Katolik pada kehidupan
politik. Umat Katolik tidak boleh pasif. Tantangan perkembangan dan kemajuan
demikian besar, umat Katolik diminta memiliki kesadaran-kesadaran tanggung
jawab dan partisipasi untuk memajukan kehidupan bersama dalam soal-soal
politik. Politik bukanlah lapangan kotor, melainkan lapangan kehidupan yang
harus ditata dengan baik.
|
Tema-Tema Pokok
|
:
|
Seputar kehidupan
politik dan pentingnya partisipasi umat beriman Katolik untuk peduli dengan
soal-soal politik.
|
Konteks Zaman
|
:
|
Zaman ini mengukir
soal-soal yang sangat menyolok: hidup manusia ditentukan oleh realitas tata
politik; aneka persoalan kemunduran sosial seringkali ditandai dengan
kebangkrutan politik dalam hidup bersama; soal-soal yang menyangkut kebebasan
beragama dan kebebasan berkembang dalam budayanya juga menjadi perkara yang
dominan pada periode sekarang ini.
|