[sebuah catatan
reflektif]
Dalam sejumlah tahun pastoral, Gereja Paroki
San Juan telah melewati proses pra pleno dan pleno sebagai bagian penting dari perjuangan Gereja
untuk keluar dari paradigma lama kepada cara pikir dan cara hidup yang
baru. Dari gereja yang berwajah Hirarkis
Piramidal kepada Gereja yang berwajah Kolegial Partisipatip, dari pastoral yang hanya kultis kepada respons profetis terhadap realitas
sosial, dari pola pendekatan Pastorsentris dan pemisahan imam-awam kepada
pastoral manajerial-partisipatip, dari ketergantungan pada input dan sumber
daya luar kepada kemandirian dan menjadi gereja yang solider dan berbagi, dari
perencanaan yang terlalu formal berbasis asumsi kepada perencanaan partisipatip
berbasis kebutuhan, dari pola top-down kepada pola bottom up, dari komunitas
ekslusif kepada gereja yang misioner.
Di titik ini, Gereja Paroki San Juan sedang
berjuang dan berusaha untuk melanjutkan
harapan Gereja Universal dan Partikular yang berkontinuitas, kredibel, dan
transparansi terhadap pengelolaan keuangan dan kebijakan pastoral lainnya,
serta terbuka terhadap realitas sosial yang sedang terjadi di paroki ini.
Semuanya ini hendak mengantar
Gereja Paroki San Juan untuk menegaskan makna fungsionalnya di dalam kehidupan
nyata umatnya demi meningkatkan komitmen
dan loyalitas umat Paroki San Juan kepada Gereja Paroki San Juan.
Di titik lain Gereja Paroki San
Juan juga hendak mengembangkan kehidupan
dan dinamika internalnya untuk keluar dari rasa terisolasi, teralienasi, atau
seolah-olah tidak mempunyai sangkut paut sedikitpun dengan dinamika sosial di
lingkungan di mana mereka berada. Dalam konteks ini, Gereja Paroki San Juan
menegaskan perannya agar dirinya tidak terasa bagikan
pulau karang yang bukan cuma gersang tapi juga terasing dari dunia sekitarnya.
Gereja Paroki San Juan tidak juga hendak menegaskan bahwa dia tidak hanya
sekedar ada, namun lebih dari itu dia dapat dirasakan dan dihiraukan
keberadaannya oleh umatnya dan lingkungan di sekitarnya.
Dalam seluruh konstelasi
pemikiran ini, Gereja San Juan yang mengambil spirit aggiornamento Konsili Vatikan II dan Sinode VI Keuskupan Larantuka
hendak berkomitmen untuk menghantar dirinya menjadi Gereja yang mandiri dan
missioner dalam tiga bidang kehidupan yakni spiritual, personal dan finansial.